Monday, June 21, 2010

Diary Penting untuk Anak

Diary, penting untuk anak dan tak lagi menjadi benda asing untuk anak di usia sekolah. Sebuah diary berfungsi sebagai catatan harian tentang kejadian yang dialami anak sehari-hari, serta menjadi media untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran anak mengenai sesuatu atau seseorang. Seperti halnya orang dewasa, anak tidak selalu mampu mengekspresikan perasaan dan pemikirannya melalui bahasa verbal karena setiap hati memiliki sisi tersembunyi yang bertepi di ruang privasi. Karena itu, mengungkapkan isi hati tak selalu bisa dengan berbicara. Diary-lah tempat yang tepat untuk mencurahkan perasaan dan gagasan tersimpan. Mengapa diary penting untuk anak?

Menulis diary bisa menstimulasi tumbuhnya kebiasaan menulis, serta berkembangnya kemampuan menulis pada diri anak. Karena itu, tidak ada salahnya jika orang tua mengarahkan dan memfasilitasinya. Orang tua tidak selalu harus membeli buku mungil tersebut, mengajak anak membuat diary dengan memanfaatkan yang ada lebih baik dan kreatif. Diary pertama saya miliki juga sangat sederhana, terbuat dari potongan amplop cokelat besar. Ayah yang keratif membantu saya menggarisi potongan amplop tersebut untuk memudahkan saya menulis. Ayah juga yang menggambari sampulnya dengan gambar vignet cantik karyanya sendiri dengan spidol warna. Sebuah tulisan elok “Tulisanku” tertera di buku kecil itu. Saat itu, saya sendiri gak paham arti diary, tetapi memang suka sekali menulis apa yang saya rasakan dan saya pikirkan, termasuk kesan dan pengalaman tamasya ke tempat-tempat wisata. Diary mungil itu, menjadi benda sejarah sekaligus kenangan manis di masa kecil saya.

Pada usia sekitar 6 tahun (menjelang akhir 7 tahun pertama), anak-anak biasanya sudah bersekolah dan bisa menulis, merangkai huruf dan kata-kata menjadi sebuah kalimat. Seiring pertambahan usia dan pengalaman di lingkungannya, kosa kata yang dimiliki anak pun akan semakin kaya, sehingga orang tua sudah bisa mengenalkan diary pada anak. Memang tidak semua anak akan menunjukkan ketertarikan yang sama dan tidak bisa dipaksa. Akan tetapi, mengenalkan diary merupakan sebuah bentuk stimulus yang patut dicoba sebagai salah satu cara mengenali minat dan bakat anak. Dengan demikian, ada nilai manfaat dari diary untuk perkembangan anak.

Manfaat Diary untuk Anak
Manfaat diary untuk anak sebenarnya berkesinambungan dengan manfaat menulis yang berpengaruh terhadap faktor psikologis, stimulasi kecerdasan emosional, optimasi kecerdasan otak, pengembangan potensi diri dan kemampuan yang bersifat psikomotorik yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak. Menjelang akhir fase 7 tahun pertama menuju 7 tahun kedua ini, potensi, minat dan bakat anak akan semakin terlihat, berkembang dan perlu diasah. Fase yang sering disebut usia sekolah ini merupakan masa yang penting untuk dioptimalkan sebagai proses belajar, serta mengembangkan kemampuan kreatif anak, termasuk menulis diary. Intinya, di usia ini, anak sudah siap mengisi diary-nya dengan pengalaman dan gagasan yang dimilikinya.

Berkaitan dengan hal itu, ada beberapa manfaat diary untuk anak.

  • Media untuk mengekspresikan diri.
    Ekspresi anak-anak sangat natural. Berbagai kejadian, pengalaman dan perasaan bisa dicurahkan dalam diary. Suatu saat ia merasa marah dan sedih karena dijahili temannya atau dijauhi sahabatnya. Ia mungkin saja tidak bisa mengungkapkannya karena takut. Namun, melalui diary dia bisa mengungkapkan kebahagiaan, kekecewaan, kemarahan atau kesedihannya, dan mengkespresikan emosi negatifnya dengan menuliskan serangkaian kata atau kalimat yang mewakili perasaannya.Hal ini tentu bermanfaat untuk menjaga kestabilan emosinya karena paling tidak ia tidak memendam emosi negatif yang dapat menimbulkan penyakit. Dengan demikian, menulis diary secara tidak langsung membuat anak belajar jujur dengan dirinya dan menilai orang lain yang terlibat dalam pengalamannya, serta belajar dan berlatih mengelola emosi. Hal ini juga berarti bahwa menulis diary bermanfaat untuk kesehatan mentalnya dan bisa menjadi terapi emosi.

  • Melatih motorik halus.
    Kebiasaan menulis diary dapat meningkatkan kemampuan menulis anak. Bagi anak-anak di usia awal sekolah, hal ini tentu sangat bermanfaat untuk belajar membuat, memperbaiki dan menyempurnakan bentuk huruf atau kerapian dan keindahan tulisan. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak serta merta membuat anak bisa menulis indah. Semua itu kembali kepada faktor bakat dan minat anak. Tidak sedikit anak yang cenderung memperhatikan isi tulisan dan lebih cuek dengan kualitas rangkaian huruf yang ditulisnya. Sebaliknya, ada anak-anak tertentu yang tidak terlalu peduli dengan isi tulisan, yang penting tulisannya indah. Namun, paling tidak, dengan berlatih menulis di diary, tulisan semakin baik dan dapat dibaca (tidak terlalu berantakan).

  • Melatih keterampilan menulis.
    Berdasarkan pengalaman saya pribadi, kemampuan menulis tidak akan optimal tanpa pembiasaan. Kebiasaan menulis diary ternyata cukup efektif untuk melatih keterampilan menulis. Dengan terbiasa menulis di diary, lambat laun kemampuan dan keterampilan anak pasti akan meningkat. Mulanya, mungkin anak hanya bisa menuliskan beberapa kalimat pendek yang umumnya berbentuk cerita. Seiring dengan bertambahnya usia dan jenjang pendidikan, isi tulisan pun akan berkembang menjadi sebuah paragraf, sebuah artikel, sebuah cerita, tulisan kronologis atau sebuah biografi yang memerlukan berlembar-lembar kertas. Karena itu, menulis diary dapat dikatakan sebagai sebuah proses kreatif dan proses belajar yang kontinyu.
    Kemampuan merangkai kata-kata sangat bermanfaat ketika usia anak beranjak remaja dan dewasa. Secara kademis, sekolah dan jenjang pendidikan berikutnya memerlukan kemampuan dan keterampilan menulis, begitu pula dengan dunia kerja. Mengerjakan karya ilmiah, makalah, skripsi, laporan kerja, proposal bahkan menulis surat cinta pun membutuhkan keterampilan menulis. Dengan meningkatnya kemampuan dan keterampilan tersebut, maka anak dapat diberi tahu mengenai jenis tulisan fiksi dan nonfiksi atau tulisan bersifat resmi, sehingga lebih mudah mencari arah bakat dan minatnya kelak. Dengan menulis diary, anak bisa lebih memahami diksi, gaya bahasa dan penggunaan bahasa dengan baik dan benar

  • Mengasah bakat menulis dan meningkatkan minat menulis.
    Semua anak mungkin bisa menulis, tetapi tidak semua anak berbakat menjadi penulis. Anak yang berbakat akan menghasilkan tulisan yang lebih baik. Dengan menulis diary, bakat dan kemampuan menulis anak sangat mungkin tergali dan terasah secara pesat, sehingga kita juga bisa mendorong minatnya untuk lebih fokus dan konsisten. Dengan membiasakan menulis diary, kemampuan anak tidak terbatas kepada menulis tugas-tugas sekolah. Anak bisa lebih mengembangkan keterampilan menulis cerpen, puisi, naskah drama, karya ilmiah atau bahkan novel. Namun, perlu diperhatikan bahwa untuk mengoptimalkan bakat ini diperlukan dorongan kuat dari minat. Karena itu, dorongan orang tua untuk menumbuhkan minat menulis melalui diary merupakan upaya yang positif.

  • Sarana untuk mengungkapkan gagasan.
    Tidak semua anak mampu mengungkapkan atau mengkomunikasikan pikiran dan gagasannya melalui bahasa verbal. Ada banyak anak yang merasa lebih mudah menuangkan ide-ide dan pemikirannya melalui tulisan. Kebiasaan menulis diary bisa menjadi sarana dan cara untuk menampung ide-ide tersebut yang mungkin bisa bermanfaat di suatu hari. Mungkin saja ia berbakat menjadi konseptor, pembuat ide-ide kreatif atau penemu berbagai inovasi di masa depannya.

  • Mengasah imajinasi.
    Anak kecil selalu punya imajinasi yang kadang kala sulit dipahami logika orang dewasa. Imajinasi anak merupakan bagian dari ide-idenya yang bermanfaat untuk perkembangan kecerdasan kreatifnya. Imajinasi tersebut muncul dan berkembang seiring perkemabangan kemampuan verbalnya, serta proses meniru dari hal-hal yang didengar dan dilihatnya, seperti cerita atau tayangan televisi. Menulis diary bisa menjadi sarana untuk mencurahkan imajinasinya yang tidak bisa diungkapkannya dengan berbicara langsung. Sebenarnya, menulis dapat dikatakan sebuah proses imajinatif, terutama untuk tulisan-tulisan fiksi. Imajinasi bisa membuat menulis dan tulisan itu menjadi menarik. Karena itu, menulis diary dapat mengasah imajinasi karena di buku itu, anak bebas mengekspresikan perasaan, gagasan dan pengalamannya. Dalam hal ini, orang tua tetap harus berperan proaktif untuk memantau dan mengembangkan imajinasi anak.


Bagaimanapun, diary merupakan buku kehidupan yang menggambarkan cerita hati seseorang, termasuk anak-anak. Kejujuran perasaan, kealamian gagasan dan keragaman pengalaman di masa kecil yang tertuang dalam diary tidak hanya menjadi kenangannya kelak, tetapi memiliki nilai kedekatan emosional yang akan mempengaruhi kepribadian dan pemahaman akan dirinya nanti. Diary untuk anak bisa menjadi pembelajaran bagi kita, para orang tua untuk menghargai arti privasi bagi anak, serta pentingnya menstimulasi kecerdasan dan perkembangan anak melalui menulis. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Apa Komentar Anda?

Cool Blue Outer Glow Pointer